Minggu, 19 April 2015

60 Mahasiswa Papua Terancam Di Deportasi

 

Foto: Mahasiswa Papua Di Jerman

 Kondisi sekitar 60 mahasiswa program beasiswa asal Provinsi Papua Barat yang saat  ini menempuh pendidikan di Jerman sangat memprihatinkan. Kiriman uang dari pemerintah daerah terputus dan mereka terancam akan dideportasi kembali ke Indonesia. Gideon Meosido, salah seorang mahasiswa dalam penyataanya kepada wartawan di Manokwari membeberkan kondisi yang ia dan rekan-rekannya alami.  ‘’Saya Gideon Meosido,penerima mahasiswa penerima beasiswa asal Provinsi Papua Barat angkatan kedua. Saya mewakili 60 mahasiswa penerima beasiswa,saya melaporkan,bahwa kondisi kami sangat memprihatinkan,’’ tandasnya.

Di Jerman,para mahasiswa program beasiswa dari Prov Papua Barat lanjut Gideon,tersebar di sejumlah kota negara bagian. Sudah terdapat 5 angkatan. Namun,kini mereka tak memiliki uang dan kebingungan harus berbuat apa. ‘’Saat ini kami tidak memiliki uang sama sekali dan bingung makan pakai uang apa,’’ bebernya.

Para mahasiswa asal Papua Barat lanjut Gideon berasal dari latar belakang berbeda. Sebagian berasal dari keluarga pegawai negeri sipil, petani, nelayan, serta pensiunan.
Nasib memprihatinkan para mahasiswa makin bertambah karena nilai kurs mata uang Jerman sangat tinggi dibanding rupiah. Jangankan untuk membeli makanan,para mahasiswa belum membayar sewa rumah,menunggak uang kuliah. ‘’Kita di sini tidak tahu lagi harus makan apa.Kita tidak tahu harus dapat uang dari mana uang untuk bayar sewa rumah,tidak tahu pakai uang sekolah bagaimana. Kalau sampai minggu depan tidak dikirim uang,maka minggu depan beberapa dari kami akan dideportasi ke tanah air,’’ ujarnya.


Gideon juga bersyukur karena ada perhatian dari Duta Besar Indonesia di Jerman,Fauzi Bowo yang telah mengutus staf melihat kondisi para mahasiswa asal  Papua Barat. Kedubes sedang berusaha mencari jalan keluar dan menghubungi Pemprov Papua Barat.  ‘’Saya mewakili 60 lebih mahasiswa penerima beasiswa melaporkan,kami tidak  punya uang makan,tidak bisa membayar rumah. Ada yang  sudah masuk perkuliahan tapi ada yang belum bayar uang semester. Kalau minggu tidak ada kiriman  uang,maka beberapa dari kami akan dideportasi dan ini akan menyangkut nama Papua Barat. Jadi kami mohon Bapak-Bapak melihat kondisi kami. Terima kasih,Tuhan Yesus memberkati,’’ ujarnya mengakhiri pernyataan.

Sementara itu,Kepala Dinas Pendidikan Prov  Papua Barat,Bernarda Henan,SH menyatakan,permasalahan mahasiswa di Jerman bukan karena keterlambatan dari pemerintah. Namun perlu diperhatikan kerjasamanya yang berakhir Februari 2015. Dalam pelaksanaan program beasiswa studi di Jerman ini, Pemprov Papua  Barat menjalin kerjasama dengan Yayasan Jerman-Papua. ‘’Perjanjian kerjasama harus kami evaluasi. Terkait pengeluaran anggaran,otomatis harus melalui mekanisme. Jadi,penjanjian kerjasama sudah tanda-tangan dan penetapan peserta penerima beasiswa sudah ditetapkan dengan SK Gubernur,’’ ujarnya.

Soal kondisi para mahasiswa di Jerman yang terancam dideportasi,Kadisdik mengaku belum mendapat kabar. Sedangkan soal masa berlakunya visa sangat tergantung pada kemampuan menyelesaikan studi. ‘’Kemampuan mereka dalam menyelesaian kuliah dalam tahun itu,’’  katanya
    
Editor :Marthen Yeimo
Sumber :  Radar Sorong

0 komentar:

Posting Komentar