Foto: Mahasiswa Papua Di Jerman
Kondisi
sekitar 60 mahasiswa program beasiswa asal Provinsi Papua Barat yang
saat ini menempuh pendidikan di Jerman sangat memprihatinkan. Kiriman
uang dari pemerintah daerah terputus dan mereka terancam akan
dideportasi kembali ke Indonesia. Gideon Meosido, salah seorang
mahasiswa dalam penyataanya kepada wartawan di Manokwari membeberkan
kondisi yang ia dan rekan-rekannya alami. ‘’Saya Gideon
Meosido,penerima mahasiswa penerima beasiswa asal Provinsi Papua Barat
angkatan kedua. Saya mewakili 60 mahasiswa penerima beasiswa,saya
melaporkan,bahwa kondisi kami sangat memprihatinkan,’’ tandasnya.
Di
Jerman,para mahasiswa program beasiswa dari Prov Papua Barat lanjut
Gideon,tersebar di sejumlah kota negara bagian. Sudah terdapat 5
angkatan. Namun,kini mereka tak memiliki uang dan kebingungan harus
berbuat apa. ‘’Saat ini kami tidak memiliki uang sama sekali dan
bingung makan pakai uang apa,’’ bebernya.
Para
mahasiswa asal Papua Barat lanjut Gideon berasal dari latar belakang
berbeda. Sebagian berasal dari keluarga pegawai negeri sipil, petani,
nelayan, serta pensiunan.
Nasib memprihatinkan para mahasiswa makin bertambah karena nilai kurs
mata uang Jerman sangat tinggi dibanding rupiah. Jangankan untuk membeli
makanan,para mahasiswa belum membayar sewa rumah,menunggak uang kuliah.
‘’Kita di sini tidak tahu lagi harus makan apa.Kita tidak tahu harus
dapat uang dari mana uang untuk bayar sewa rumah,tidak tahu pakai uang
sekolah bagaimana. Kalau sampai minggu depan tidak dikirim uang,maka
minggu depan beberapa dari kami akan dideportasi ke tanah air,’’
ujarnya.
Gideon
juga bersyukur karena ada perhatian dari Duta Besar Indonesia di
Jerman,Fauzi Bowo yang telah mengutus staf melihat kondisi para
mahasiswa asal Papua Barat. Kedubes sedang berusaha mencari jalan
keluar dan menghubungi Pemprov Papua Barat. ‘’Saya mewakili 60 lebih
mahasiswa penerima beasiswa melaporkan,kami tidak punya uang
makan,tidak bisa membayar rumah. Ada yang sudah masuk perkuliahan tapi
ada yang belum bayar uang semester. Kalau minggu tidak ada kiriman
uang,maka beberapa dari kami akan dideportasi dan ini akan menyangkut
nama Papua Barat. Jadi kami mohon Bapak-Bapak melihat kondisi kami.
Terima kasih,Tuhan Yesus memberkati,’’ ujarnya mengakhiri pernyataan.
Sementara
itu,Kepala Dinas Pendidikan Prov Papua Barat,Bernarda Henan,SH
menyatakan,permasalahan mahasiswa di Jerman bukan karena keterlambatan
dari pemerintah. Namun perlu diperhatikan kerjasamanya yang berakhir
Februari 2015. Dalam pelaksanaan program beasiswa studi di Jerman ini,
Pemprov Papua Barat menjalin kerjasama dengan Yayasan Jerman-Papua.
‘’Perjanjian kerjasama harus kami evaluasi. Terkait pengeluaran
anggaran,otomatis harus melalui mekanisme. Jadi,penjanjian kerjasama
sudah tanda-tangan dan penetapan peserta penerima beasiswa sudah
ditetapkan dengan SK Gubernur,’’ ujarnya.
Soal
kondisi para mahasiswa di Jerman yang terancam dideportasi,Kadisdik
mengaku belum mendapat kabar. Sedangkan soal masa berlakunya visa sangat
tergantung pada kemampuan menyelesaikan studi. ‘’Kemampuan mereka dalam
menyelesaian kuliah dalam tahun itu,’’ katanya
Editor :Marthen Yeimo
Sumber : Radar Sorong
0 komentar:
Posting Komentar